20 Nov 2013 (Rabu)
...................................................................................................................................................................
Kami breakfast di Hotel Ambun Suri. Kemudian kami dijemput oleh Roni & Pak Fendi utk lawatan Persatuan Sejarah.. (opps... bukan... lawatan ibu guru... ha!ha)
|
Tabek Patah, ialah sebuah nama panorama
di Nagari Tabek Patah, Kec. Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera
Barat. Panorama yang mengagumkan ini berjarak sekitar 16 km dari pusat
Kota Batusangkar, yang merupakan ibukota dari Kabupaten Tanah Datar.
Dari panorama ini bagi anda yang suka berwisata alam akan sangat
menikmati. Sebab dari panorama ini kita bisa menikmati keindahan alam
Nagari Tabek Patah dengan dihiasi lanskap pegunungan Merapi.
Panorama yang terletak di antara dua
kota, Bukittinggi dan Batusangkar ini merupakan tempat yang sangat
sejuk. Karena selain tempat ini merupakan perbukitan, di sekitar
panorama ini juga terdapat hutan pinus yang menambah kesejukan saat
berada di panorama ini.
Istilah Tabek patah berasal dari dua kata yaitu, tabek (kolam) dan patah (terbagi jadi dua bagian). Menurut sebuah cerita ada sebuah kolam yang patah, sehingga kolam tersebutterbagi jadi dua bagian. Di bagian utara dikenal dengan Talago Pakis. Sedangkan di bagian selatan disebut dengan Aie Taganang. Menurut kepercayaan masyarakat di sekitar panorama ini, cerita tentang terjadinya Tabek Patah ada dua versi. Versi pertama mengatakan bahwa dulu kala di daerah tersebut hiduplah seorang kakek yang hidup dalam keadaan yang kurang menyenangkan, karena kakinya yang patah. Meski demikian ia memiliki sebuah kolam atau masyarakat setempat menyebutnya dengan tabek, yang berada dibelakang rumahnya. Cerita yang beredar tersebut dan membuat masyarakat mengidentikkan kisah itu dengan asal-usul terjadinya Tabek Patah.
Istilah Tabek patah berasal dari dua kata yaitu, tabek (kolam) dan patah (terbagi jadi dua bagian). Menurut sebuah cerita ada sebuah kolam yang patah, sehingga kolam tersebutterbagi jadi dua bagian. Di bagian utara dikenal dengan Talago Pakis. Sedangkan di bagian selatan disebut dengan Aie Taganang. Menurut kepercayaan masyarakat di sekitar panorama ini, cerita tentang terjadinya Tabek Patah ada dua versi. Versi pertama mengatakan bahwa dulu kala di daerah tersebut hiduplah seorang kakek yang hidup dalam keadaan yang kurang menyenangkan, karena kakinya yang patah. Meski demikian ia memiliki sebuah kolam atau masyarakat setempat menyebutnya dengan tabek, yang berada dibelakang rumahnya. Cerita yang beredar tersebut dan membuat masyarakat mengidentikkan kisah itu dengan asal-usul terjadinya Tabek Patah.
Pada cerita versi kedua mengatakan bahwa
dahulu tabek (kolam) ini terbagi menjadi dua bagian, lalu menjelma
menjadi danau, maka orang-orang menamai danau itu dengan Danau Talago
Pakis dan Danau Aie Taganang. Hingga sekarang masyarakat sekitar
mempercayai kedua versi asal-usul Tabek Patah, meski kebenaran cerita
tersebut belum diketahui pasti hingga kini.
Tak hanya panorama indah yang disajikan
di daerah ini, namun ada keunikan lainnya yaitu Ikan Puyu. Ikan Puyu
adalah iakn air tawat yang hanya hidup di sekitar Tabek Patah, sehingga
masyarakat sekitar mengatakan Ikan Puyu ialah Ikan Khas Tabek Patah,
yang anda bisa nikmati sebagai lauk pauk tradisonal khas Nagari Tabek
Patah.
Selain itu untuk menghangatkan diri
karena udara dingin nan sejuk di panorama, tak jauh dari Tabek Patah
terdapat sebuah Usaha Kopi bernama Kiniko. Usaha tersebut juga
menyiapkan untuk anda kafe dengan nuansa alam yang natural, sehingga
anda bisa menikmati panorama sambil menyeruput Kopi khas Kiniko. Kopi
Kiniko memiliki aroma harum biji kopi yang orisinil, dijamin anda pengen
mencobanya. Selian itu kafe juga menyediakan Air Daun Murbei yang
berkhasiat bagi tubuh anda. Bagi anda yang ingin menurunkan berat badan
silahkan mencoba Air Daun Murbei.
...........................................................................
...........................................................................
......................................................................................
Sekilas info :
Sebagai ikon destinasi wisata di Sumatera Barat,
Rumah Gadang hampir dapat ditemukan di setiap sudut provinsi ini.
Sebagai simbol kelompok etnis Melayu Minangkabau yang pernah berkuasa di
tanah Sumatera Barat, Rumah Gadang terbaik di provinsi ini dapat
diwakili oleh salah satu rumah termegah, yaitu Istana Basa Pagaruyung,
di Tanjung Emas, Tanah Datar Batusangkar, Sumatera Barat. Istana Basa Pagaruyung bertingkat tiga
dengan 11 gonjong atau puncak atap setinggi 60 meter dengan atap dari
ijuk. Dinding Istana penuh dengan ukiran khas Minangkabau, termasuk dua
rumah tabuah, rangkiang patah sambilan.
Pagaruyung menyiratkan nama sebuah
kerajaan Minangkabau yang pernah berkuasa di wilayah tengah Sumatera.
Wilayah kekuasaan politik Pagaruyung merupakan wilayah yang budaya
Minangkabaunya berkembang. Dahulu dikuasai oleh kerajaan Dharmasraya,
kerajaan Malayapura yang diperintah oleh raja pertama bernama
Adityavarman, keturunan Jawa-Minangkabau, Pagaruyung terletak di Tanah
Datar, Sumatera Barat, seratus kilometer ke pedalaman dari kota Padang, dekat dengan Danau Singkarak yang indah.
Kerajaan Pagaruyung membangun istana mereka di sebuah bukit bernama bukit batu patah, tempat
ini sebenarnya merupakan tempat asli istana kerajaan yang disebut
Istana Si Linduang Bulan. Di sini keturunan raja masih hidup dan
melindungi tradisi, nilai, dan pasti artefak sejarah. Istana yang
sekarang berada di pinggir jalan Tanjung Emas ini sebenarnya merupakan
replika dari istana asli dan bernama Istana Basa Pagaruyung.
Istana Basa Pagaruyung hampir rata
dengan tanah akibat kebakaran yang terjadi pada tanggal 27 Februari 2007
yang diakibatkan oleh angin tropis monsoon. Angin tersebut begitu kuat
menghantam istana dan petir menyambar bagian tanduk istana tersebut.
Seketika, menurut saksi, istana terbakar, ketika angin monsoon
berhenti. Angin menerpa puing-puing yang menyala tidak ada satu pun
orang bahkan pemadam kebakaran berani mendekat ke area istana tersebut.
Api melahap semuanya termasuk lumbung padi yang berdiri sekitar 80 meter
dari istana.
Istana ini sangat mudah di akses dari Bukittinggi, Solok atau Padang Panjang.
Istana ini terletak di Tanah Datar, di Kabupaten Batusangkar. Lokasinya
yang berada di sisi jalan sangat mudah untuk ditemukan, karena bangunan
istana yang besar sehingga mudah terlihat dari kejauhan.
...........................................................................................................................................
Lepas berwisata... Jom cari makan!!
..............................................................................................................................................
Hentian seterusnya ialah minum petang di Tasik Singkarak
...........................................................................................................................................
Lepas berwisata... Jom cari makan!!
Lunch di Pondok Flora (view kolam ikan dan sawah padi) |
Makanan Padang |
Ikan bakar di sini terrbaeekkk!!... |
Kalau ada sisa makanan, boleh bagi ikan makan.. tapi jangan bagi tulang ikan, nanti tercekik |
Ada penjaja pisau dan parang di hadapan restoran... membeli pula mereka.. masuk dalam bagasi.. Alhamdulillah sampai ke Malaysia... ha!ha |
Hentian seterusnya ialah minum petang di Tasik Singkarak
Sepetang di Tasik Singkarak |
Tasik Singkarak |
|
depan restoran ada makcik jual kain n baju... sempat lagi Madam Suzanah soping... ha!ha |
Kesimpulan lawatan hari ini ialah, Bukittinggi kaya dengan keindahan alam semulajadi dan keunikan penghuninya.. Lawatan ke Bukittinggi sangat berbaloi jika inginkan ketenangan dan kedamaian alam semulajadi.
2nd Day :
- Pisang Salai & Tempat Memproses Kopi Tabek Patah
- Rumah Sulam Hjh Rosma
- Istana Baso Pagaruyung
- Lunch @ Pondok Flora
- Tasik Singkarak
- Jam Gadang
- Dinner @ Restoran Kubang Hayuda
Comments
Post a Comment